TOTABUAN.CO BOLMONG – Proyek pembangunan Bandar Udara (Bandara) Loloda Mokoagow di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) terus dipacu. Panjang runway yang sedang dibangun sepanjang 1.600 meter yang kini sudah tahap pengaspalan. Kendati demikian, masih terkendala Bukit setinggi 87 meter. Bukti yang berada di Tuyat itu nantinya akan mengganggu proses landing maupun take off pesawat.
Hal itu disampaikan Kepala Bandara Naha – Bolmong Dwi Ariyanto saat kunjungan tim dari Kejagung saat memantau progres pengerjaan proyek Bandara pekan lalu.
“Masih terdapat kendala saat akan beroperasi nanti. Salah satunya bukit yang ada di Desa Tuyat yang mencapai ketinggian 87 meter lebih,” ucap Dwi di hadapan tim dari Kejagung.
Dalam kunjungan itu tim Kejagung juga didampingi Pj Bupati Bolmong Limi Mokodompit, Kejari Kotamobagu Elwin Agustian Khahar, Kepala bandara Naha-Bolmong Dwi Ariyanto serta sejumlah OPD dan pimpinan proyek.
Dwi menjelaskan, terdapat kelebihan tinggi bukit yang masih menjadi kendala saat Take Off atau Landing pesawat. Kalu pun Landing atau pun Take Off pesat hanya boleh arah laut karena terkendala bukit Tuyat.
Bukit tersebut sudah berada di luar area Bandara sehingga tidak masuk dalam penganggaran. Padahal target percepatan proyek tersebut hingga Maret tahun 2024.
“Ini yang masih kita pikirkan. Masih ada waktu untuk proses pemangkasan. Sebab bukit tersebut sudah berada di luar kompleks Bandara,” kata Dwi.
Berdasarkan ketinggian bukit, Dwi mengatakan, perlu pemangkasan kurang lebih hampir 50 meter.
Kepala Dinas Perhubungan Bolmong Sugiarto Banteng mengatakan, sudah berkoordinasi menyangkut pemangkasan bukit tersebut. Namun belakangan diketahui bukit tersebut masuk kawasan hutan lindung.
“Tinggal kita akan berkoordinasi dengan KPH untuk meminta menurunkan status hutan. Perintah dari tim Kejagung juga begitu. Kerja saja dulu nanti penyelesaian status berjalan bersamaan karena mengejar target proses pembangunan,” kata Sugi.
Bukit Tuyat saat ini sudah mulai diduduki petani untuk menanam kelapa. Meski demikian pihak BPN tidak mengeluarkan sertifikat karena status tanah tersebut merupakan hutan lindung.
Diketahui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyiapkan anggaran lebih dari Rp 1 triliun untuk pembangunan 7 Bandara baru di tahun 2023.
Ketujuh bandara tersebut antara lain Bandara Banggai Laut, Bandara Pahowato, Bandara Bolaang Mongondow, Bandara Sobaham, Bandara Singkawang, Bandara Mandailing Natal, dan Bandara Siboru Fakfak.
Pembangunan bandara Bolmong ini merupakan salah satu prioritas dari Presiden RI Joko Widodo.
Target bandara Bolmong akan beroperasi tahap 1 tahun 2024. Dengan panjang runway 1600 meter.
Digenjotnya proses pembangunan karena direncanakan peresmian Bandara akan dilakukan Presiden Joko Widodo pada April 2024 mendatang. (*)