TOTABUAN.CO MANADO — Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Sulawesi Utara mencatat, 322 warga Sulawesi Utara berangkat bekerja ke luar negeri.
Negara-negara yang dituju para pekerja meliputi Eropa dan Asia.
Kepala BP2MI Sulawesi Utara Hendra Makalalag mengatakan, dari jumlah 322 merupakan angka yang cukup baik.
Dari negara yang dituju yakni Jepang, Hongkong, Singapura, Malaysia, Arab Saudi, Polandia bahkan Papua New Guinea.
“Tahun ini adalah tahun yang cukup baik karena kami mencatat ada sekitar 322 warga Sulut yang bekerja keluar negeri” kata Hendra.
Hendra menjelaskan, para pekerja ini ditempatkan di sektor yang berbeda-beda. Ada yang ditempatkan di sektor kesehatan sebagai Careworker, ada juga di sektor pertambangan, kehutanan, manufaktur, pariwisata dan masih banyak lagi.
Ia berharap di tahun 2023 angka penempatan ini akan meningkat. BP2MI Sulut juga masih menunggu pengumuman kelulusan akhir beberapa anak muda Sulut dan Gorontalo pada program G to G Jerman.
Di Tahun 2023, BP2MI rencananya akan membuka kembali program G to G Korea dan G to G Jepang serta ada beberapa Negara sudah membuka peluang kerja bagi orang Indonesia antara lain ke New Zealand, Slovakia, dan negara eropa lainnya.
“Jadi kami yakin di tahun 2023 angka penempatan kami juga pasti akan bertambah” kata Hendra.
Sepanjang Tahun 2022, B2MI banyak melakukan sosialisasi peluang kerja ke luar negeri di beberapa kabupaten kota di Sulut. Antara lain di Minahasa Raya, Bolaang Mongondow Raya hingga ke Gorontalo. Belum lagi sosialisasi melalui media sosial yang gencar dilakukan agar warga Sulut paham tentang peluang kerja dan prosedur kerja ke luar negeri.
Menurut Hendra, tentunya tidak lepas dari peran pemerintah daerah provinsi Sulut pemerintah kabupaten kota, tokoh masyarakat tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh pemuda dan peran media tang ikut serta membantu capaian kinerja BP2MI Sulawesi Utara. (*)