TOTABUAN.CO MANADO — Rektor Universitas Domuga Kotamobagu (UDK) Dr. Ir. Agus Supandi Soegoto mengunjungi Kantor BP2MI Sulawesi Utara Rabu 16 November 2022.
Kunjungan itu dalam rangka penjajakan kerja sama peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam rangka penyiapan Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) untuk penempatan ke beberapa negara yang membutuhkan tenaga kerja dari Indonesia.
Hal tersebut <span;>disampaikan Kepala BP2MI Sulut Hendra Makalalag.
“Hari ini Pak Rektor UDK mengunjungi dalam rangka membahas rencana kerja sama peningkatan kualitas SDM penyiapan CPMI untuk penempatan ke beberapa negara yang membutuhkan tenaga kerja dari Indonesia,” kata Kepala BP2MI Sulut Hendra Makalalag.
Hendra mengatakan, saat ini beberapa negara di Eropa dan Asia sedang membuka peluang kerja dari Indonesia, khusus wilayah Sulut.
Hal itu BP2MI gencar melakukan sosialisasi ke beberapa lembaga pendidikan bidang kesehatan, untuk menjalin kerjasama dalam hal penyiapan CPMI untuk di tempatkan di negara-negara yang sedang membutuhkan.
Saat ini permintaan pekerja di bidang kesehatan sangat tinggi-khususnya di Jepang, Jerman, serta beberapa negara di Timur Tengah.
Dalam pertemuan, Hendra menjelaskan bahwa saat ini Jepang paling banyak membutuhkan tenaga di beberapa bidang melalui program Government to Government ( G to G) dan Specified Skilled Worker (SSW). Tetapi salah satu kendala utama penempatan ke Jepang adalah masalah bahasa.
“Alangkah baiknya CPMI sudah dilatih semenjak masih di bangku kuliah, sehingga ketika para mahasiswa UDK lulus, mereka sudah tidak perlu lagi mencari lembaga pelatihan bahasa, karena mereka telah memiliki skill yang dibutuhkan,” ujar Hendra.
Rektor Universitas UDK Agus Supandi, mengatakan pihak UDK sangat tertarik agar mahasiswa bisa ikut memanfaatkan peluang tenaga kerja di luar negeri.
Ia menilai kerjasama ini akan menguntungkan semua pihak, khususnya lulusan UDK.
“Kerjasama ini pastinya menguntungkan semua pihak. Para lulusan dari UDK Kotamobagu dapat terserap dengan baik, dan dapat bekerja di Jepang, Jerman dan negara lainnya dan juga pada saat yang sama dapat membantu pemerintah untuk mengurangi tingkat pengangguran,” kata Agus. (*)