TOTABUAN.CO BOLMONG — Industri daur ulang plastik di Indonesia menunjukkan tren yang positif dan menjanjikan. Itulah mengapa PT Kawasan Iindustri Mongondow (KIMONG) melirik untuk membangun pabrik daur ulang di Sulawesi Utara (Sulut) khususnya di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong).
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bolmong Taufik Mokoginta mengatakan, kehadiran pabrik daur ulang plastik di bawa bendera PT KIMONG akan memberikan dampak ekonomi yang luar biasa di Kabupaten Bolaang Mongondow lebih khususnya di Bolaang Mongondow Raya (BMR). Salah satunya peluang orang untuk bekerja terbuka lebar.
Berdasarkan rencana awal, penyerapan tenaga kerja akan didominasi dengan akan hadirnya pabrik daur ulang plastik (Recycling Plastic). Dengan hadirnya pabrik daur ulang plastik, selain akan menyerap tenaga kerja, juga akan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat.
“Ketersediaan bahan baku juga ikut menentukan. Sehingga pemberdayaan masyarakat juga akan terbantu,” katanya.
Menurutnya hadirnya PT KIMONG tidak lpeas dari upaya Bupati Bolmong Yadti Soepredjo Mokoagow. Dengan tujuan yakni bisnis pendekatan ekonomi sirkular yakni upaya untuk mengurangi jumlah sampah plastik. Caranya dengan menggunakan kembali maupun mendaur ulang plastik paska konsumsi menjadi bahan baku untuk membuat produk plastik baru.
Hal itu sejalan dengan program pemerintah. Apalagi pemerintah telah menetapkan target strategis untuk mengurangi jumlah sampah plastik yang masuk ke lautan sebesar 70% di tahun 2025.
“Ekonomi sirkular tidak hanya dapat menjadi solusi bagi permasalahan sampah di Indonesia namun juga memberikan mata pencaharian bagi mereka yang menjadi bagian dari rantai nilai daur ulang dan saat ini mencapai lebih dari 5 juta orang di Indonesia,” tambah Taufik.
Dikatakannya, Indonesia juga disebut sebagai negara yang menyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia. Berdasarkan data Indonesia National Plastic Action Partnership yang dirilis bulan April 2020, setiap tahunnya Indonesia menghasilkan 6,8 juta ton sampah plastik dan 9%-nya atau sekitar 620 ribu ton masuk ke sungai, danau, dan laut.
Sebagai salah satu bagian dari komitmen untuk mendukung pengelolaan dan pengurangan sampah plastik di Indonesia, PT KIMONG melirik industri daur ulang plastik di wilayah Indonesia Timur yang akan beroperasi di Sulut tepatnya di Kabupaten Bolmong.
Pembangunan fasilitas daur ulang botol plastik dengan memanfaatkan sampah plastik juga menunjukkan komitmen perusahaan dengan pemerintah dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
“Ini suatu kebanggaan yang luar biasa bagi PT KIMONG melirik industri daur ulang di Sulawesi Utara khusunya di Kabupaten Bolmong,” tandasnya.
Bawa Investasi 160 Triliun
Kehadiran PT KIMONG di Bolmong, membawa angin segar bagi para pencari kerja di Bolaang Mongondow Raya (BMR) lebih khusus di Bolmong. Upaya menghadirkan investor ini, bagian dari upaya Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow untuk konektivas visi misi pemerintah Provinsi Sulut.
Berada di zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) dan bibir Asia Pasifik Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) memiliki luas wilayah kurang lebih 4.083,94 kilometer persegi, menjadi tujuan bagi investor untuk menanamkan modalnya sebesar 160 Triliun.
“Dengan hadirnya PT KIMONG dengan nilai investasi sebesar 160 Triliun, maka PAD Kabupaten Bolmong bisa naik mencapai 1 triliun atau sama dengan APBD Kabupaten Bolmong saat ini,” kata Kepala Bappeda Bolmong Taufik Mokoginta Taufik.
Dengan ketersedaiaan jumlah tenaga kerja hampir 80 ribu jiwa itu, akan membawa perputaran ekonomi diperkirakan 2.5 triliun, dengan asumsi upah tenaga kerja 3 juta perbulan.
PT KIMONG juga akan membangun industri dari hulu sampai hilir dengan mengubah sampah plastik menjadi bahan baku industri. Seperti bahan pakaian, benang, botol dan lain sebagainya.
Adanya kebutuhan tenaga kerja lokal sebanyak 30.000 jiwa akan menekan jumlah tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kabupaten Bolmong. Jika saat ini jumlah TPT sebesar 4,85% dari jumlah penduduk Bolmong berjumlah 250.478 jiwa saat ini. (*)