TOTABUAN.CO BOLMONG – Pengembangan Universitas Dumoga Kotamobagu (UDK) terus menjadi perhatian Pemkab Bolaang Mongondow (Bolmong). Selain telah diberikan dana hibah 500 juta rupiah untuk menunjang keberlangsung UDK, Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow juga meminta agar setiap desa mengutus dua calon mahasiswa untuk dikuliahkan di UDK.
“Saya meminta untuk Kepala desa untuk memberikan bea siswa minimal satu desa dua anak khusus untuk masuk di UDK. Hal ini untuk pengembangan. Kalau ke universitas lain jangan dulu. Ke UDK dulu. Kenapa, karena UDK ada di tanah BMR,” kata Yasti.
Selain ada bea siswa dari desa, Pemerintah daerah juga tentu akan menyiapkan bea siswa lainnya. Dengan adanya program tersebut kata Yasti, dapat mengatasi anak putus sekolah.
“Karena kuliahnya terlalu jauh, sedikit ada kendala ekonomi, berujung berhenti. Tapi kalau Universitasnya ada di Kotamobagu, masih banyak keluarga yang bisa membantu. Inilah tujuannya, agar ada pengembangan ke depan,” katanya.
Saat ini UDK telah dikelolah oleh pemerintah. Sehingga itu Yasti mengajak para kepala daerah di BMR bahu membahu untuk menghidupkan UDK.
“Karena UDK akan berubah nama menjadi Universitas BMR (UBMR). Nama ini sebagai representatif dari lima daerah dan milik dari rakyat BMR,” ungkapnya.
Terpisah Rektor UDK Agus Soepandi Sugoto menyambut baik ide Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow.
Agus mengatakan, ide Bupati Bolmong setiap desa mengutus dua anak untuk dikuliahkan di UDK sebagai langkah maju dalam memajukan UDK.
Agus menjelaskan, untuk biaya SPP di UDK saat ini 2.5 juta per semester.
Agus membayangkan, program satu desa dua anak kuliah di UDK, jika dihitung untuk 200 desa saja di Bolmong, 4 tahun jumlah mahasiswa di UDK khusus Bolmong sudah berjumlah 1.800 orang.
“Ini ide yang briliant dari Ibu Bupati. Saya berharap ada keinginan dari para kepala desa terkait program tersebut,” ungkapnya.
Untuk mengembangkan, perguruan tinggi yang unggul, perguruan tinggi itu butuh kerjasama dengan pemerintah daerah.
Saat ini UDK berorientasi di kalangan lokal, namun saat ini tidak lagi. Agus menjelaskan, jika akan lolos terakreditasi orientasinya harus nasional bahkan internasional. Terkait dorongan dari Pemkab Bolmong agar UDK menerima mahasiswa asing, masuk dalam kriteris penilaian.
“Salah satu kriterianya adalah univeritas harus menerima mahasiswa asing. Dan itu menjadi taget UDK. Mudah-mudahan untuk percepatan pengembangan sumber daya manusia, desa-desa bisa mengirimkan calon-calon mahasiswa ke UDK,” katanya.
Saat ini UDK sudah banyak terjadi perubahan. Salah satunya adalah penambahan program studi baru yang telah diajukan. Program studi yang diakukan yakni program studi ilmu perikanan, program studi ilmu kelautan kemudian program studi teknik lingkungan. Selain itu ada juga program studi ilmu hukum, kedokteran dan program studi ilmu keperawatan.
“Mudah-mudahan ini cepat terealiasi,” tandasnya. (*)