TOTABUAN.CO MANADO — Tim buruh sergap (Buser) Polres Manado Rabu (26/2) sekitar pukul 06.30 wita berhasil mengagalkan enam perempuan di Bandara Samratulangi Manado.
Diduga para ‘keke’ nama panggilan perempuan Minahasa itu, rencananya, akan dipekerjakan di Sorong dan lainnya di Ambon.
Seperti dilansir JPNN.com setelah mendapat informasi, Tim Buser cepat bergerak dan mencegat mereka saat berada di Bandara.
Empat korban adalah Pricil (17), Tesa (17), Tirsa (26), Pris (18) rencananya menuju Sorong dan dua lainnya menuju Kota Ambon yaitu Tasha (24), Gledis (25).
Mereka berenam dibawa oleh germo dengan pesawat Lion Air tujuan Ambon dan Sorong pukul 06.30 Wita, Rabu (25/2).
Dua germo dengan tujuan berbeda yaitu, Vanesa (23) warga Kelurahan Malendeng, Kecamatan Tikala serta seorang sopir Keyko (23) dan Pris (21) warga di Kelurahan Wulauan Tondano Timur. Ketiganya tak berkutik di Bandara Sam Ratulangi Manado.
Menurut korban yang bernama Pris (18) pertama kali ia dan rekan-rekannya dibujuk oleh Vanesa untuk bekerja di salah satu Cafe terkenal di Kota Sorong yakni Ask, sebagai pelayan kafe.
Mereka dijanjikan gaji sebesar Rp10 juta per bulan. Pris pun tergiur dengan tawaran tersebut, apalagi Pris telah diberi uang muka Rp500 ribu sebelum berangkat.
Keempat gadis ini pun setuju. “Memang kami tergoda ketika ditawarkan kerja dengan gaji seperti itu, namun kami pun tak tahu ternyata maksud dari Vanesa lain,” ucap Tirsa, salah satu korban.
Dua korban tujuan Ambon, Tasha (24), dan Gledis (25). mendapat tawaran dari Pris untuk bekerja di Ambon, sebagai pelayan di Cafe Rendy, dengan janji gaji sebesar Rp2,5 juta per bulan.
“Kami tak tahu akan bekerja seperti apa di sana. Intinya kami mendapat tawaran kerja ini sejak kemarin, karena gajinya lumayan, kami pun setuju,” kata Gledis.
Dua ersangka dan sang sopir belum bisa diwawancarai karena masih dalam pemeriksaan di Polresta Manado.
“Memang tadi pagi kami mendapat info dari warga, bahwa ada beberapa orang yang akan dibawa ke Sorong dan Ambon untuk didagangkan. Olehnya, kami langsung bergegas ke Bandara Sam Ratulangi untuk mengecek apakah benar atau tidak. Dan ternyata benar, selanjutnya para korban dan tersangka pun kami bawa ke Mapolresta untuk dimintai keterangan,” ujar Kapolresta Manado Kombes Pol Sunarto.
Kasus trafficking selang dua tahun terakhir marak terjadi di Sulut. Tahun 2012 ada 11 kasus yang dilaporkan dan 6 kasus disidangkan. Tahun 2013 meningkat menjadi 17 kasus. Para korban dibawa ke kota-kota lain dalam negeri hingga luar negeri.
Editor Hasdy Fattah