TOTABUAN.CO BOLMONG – Upaya menurunkan angka kasus stunting merupakan program prioritas nasional yang dilakukan dengan pendekatan multi sektor. Pemkab Bolaang Mongondow (Bolmong) berkomitmen dan terus menjalin kerjasama dengan pemangku kepentingan dalam upaya pencegahan dan penanganan Stunting.
Langkah untuk pencegahan dan penanganan penurunan stunting, sangat diperlukan integrasi dari semua simpul jaringan terkait pada setiap sektor kegiatan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapppeda) Bolmong Taufik Mokoginta yang juga ketua tim penanganan stunting mengatakan, bahu membahu serta kerjasama dari berbagai lintas sektor dalam menggempur Stunting sangatlah penting.
Menurut Taufik, langkah ini terus difasilitasi untuk pemetaan kegiatan bersama Organisasi Perangkat Daerah(OPD) terkait, dengan melibatkan pemangku kepentingan untuk mendampingi program/kegiatan penurunan Stunting.
Pelibatan semua elemen, untuk mengintervensi percepatan penurunan Stunting, terhadap kelompok sasaran dalam bentuk intervensi prioritas,intervensi penting serta intervensi sesuai kondisi.
Komitmen serta kesepakatan bersama antara Pemerintah Daerah, pemangku kepentingan, siap untuk melaksanakan pendampingan program pencegahan dan penanggulangan stunting mulai di tingkat kecamatan dan desa di seluruh wilayah Bolmong.
Bahkan Taufik mengatakan, siap akan memberikan bonus kepada kepala desa yang mampu menekan angka stunting dimasing-masing desa. Bonus itu kata dia, sebagai reward atas upaya dan kerjasama yang kita lakukan.
“Itu yang coba kita tawarkan sebagai spirit bagi pemerintah desa,” katanya.
Stunting adalah kondisi dimana tinggi badan seseorang lebih pendek dibanding tinggi badan orang lain pada umumnya. Faktor penyebab stunting bukan hanya soal gizi, tetapi juga soal air bersih, jamban keluarga, pendidikan, kesetaraan gender, kebersihan lingkungan serta faktor pembangunan ekonomi dan pembangunan manusia lainnya.
“Kunci sukses program pencegahan dan penanggulangan stunting yaitu data penderita stunting ditingkat posyandu diperlukan yang memuat nama dan alamat keluarga penderita. Profil dari keluarga yang punya anak stunting perlu dibuat. Profil ini berisi informasi yang diperlukan program dari berbagai OPD dan lembaga terkait lainnya untuk secara konvergen menjadikan keluarga tersebut sebagai prioritas sasaran,” katanya.
Diperlukan kepemimpinan dari kepala desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta stakeholders, untuk mengkoordinasikan masuknya program gizi spesifik dan gizi sensitif agar secara konvergen jatuh di keluarga prioritas.
Penanggulangan stunting yaitu pola asuh, pola makan dan sanitasi terutama akses kepada air bersih. Kebersihan lingkungan, sanitasi terutama air bersih, pendidikan keluarga terutama ibu dalam memberikan makanan bergizi pada anak sangat penting untuk mencegah stunting.
“Dibutuhkan komitmen semua pihak untuk mendukung penuh upaya percepatan pencegahan dan penanggulangan stunting secara konsisten dan berkelanjutan di lokasi sasaran tahun 2021-2022,”.
Diketahui saat uji petik yang dilakukan tim penanganan stunting dari Provinsi Sulut, dua Kecamatan menjadi Lokasi Khusus (Lokus) stunting.
Uji petik penurunan stunting itu terdiri dari Bappeda Provinsi Sulut, Dinkes dan BKKBN, turun langsung ke daerah.
Tim Stunting Daerah yang terdiri dari Bappeda bersama OPD teknis Dinas Kesehatan dan beberapa dinas lainnya, mendampingi langsung tim provinsi turun langsung ke wilayah.
Sasaran utama yang dikunjungi tim yakni Desa Tumokang Baru Kecamatan Dumoga Utara. Di sana tim mengunjungi Posyandu dan KWT setempat.
Selain itu tim menuju Kecamatan Lolayan tepatnya di desa Desa Kopandakan II, Desa Bakan, Desa Tanoyan Utara dan Desa Mopusi.
Tim mengunjungi secara langsung rumah-rumah anak dari kasus stunting.
Kepala Bappeda Bolmong Taufik Mokoginta mengatakan dalam uji petik ini, tim melihat kondisi intervensi sensitif dan spesifikasi anak. Selain itu, tim melakukan diskusi di desa lokus dan mengumpulkan informasi tentang strategi, inovasi, dan permasalahab terkait penanganan stunting.
“Standarisasi uji petik oleh tim dilakukan dengan baik sesuai dengan ketentuan yang ada. Hal lain yang dilakukan juga verifikasi/pembuktian di lapangan sesuai dokumen yang menjadi pegangan (SK KPM, Pembinaan KPM, Manajemen Data, Pengukuran dan Publikasi),” kata Taufik.
Dia menuturkan, isu strategisnya kesahatab lingkungan pola asuh anak mebjadi isu strategis penurunan stunting. (*)