TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU – Pemerintah pusat telah menganggarkan untuk biaya pembuatan tempat pemungutan suara (TPS) sebesar 500 ribu. Menurut komisioner KPU Kotambagu yang membidangi keuangan dan perencanaan serta logistik, Nova Tamon, anggaran tersebut sudah dipatok pemerintah di DIPA.
“Hal ini sudah sempat dibahas saat konsolidasi nasional agar biaya TPS ditambah sesuai dengan kondisi daerah. Sebab di bagian timur ini banyak desa dan kelurahan yang sulit dijangkau. Sayangnya, saat itu salah satu pemateri dari Kementerian Dalam Negeri tidak memberikan sinyal dan tetap pada pagu anggaran yang sudah ditetapkan,” jelas Nova.
Namun demikian, lanjut Nova, ada upaya yang boleh dilakukan oleh KPU di daerah untuk berkoordinasi dengan pemerintah daerah dalam rangka menambah anggaran TPS, tentunya itu juga harus disesuaikan dengan APBD daerah setempat.
“Kami sudah pernah sampaikan ke walikota dan walikota Kotamobagu beberapa waktu lalu. Bahkan kami juga sudah sampaikan soal penambahan anggaran pengamanan, khususnya hansip,” jelas Nova di kantornya, Rabu (26/02).
Kepada wartawan, Nova mengatakan, sebaiknya desain TPS dibuat seminimalis mungkin agar bisa memberikan jaminan kemudahan akses, terutama bagi penyandang disabilitas dan orang-orang yang sudah uzur.
“Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) penting memperhatikan lokasi pendirian TPS. Bisa saja ditempatkan di ruang terbuka atau ruang tertutup. Yang penting dapat diakses dengan mudah oleh pemilih.”tambahnya.
Yang terpenting juga, masih kata Nova, lokasi TPS bisa memberikan jaminan kepada pemilih untuk dapat menggunakan hak pilihnya secara langsung, umum, bebas dan rahasia. Jika TPS itu didirikan di ruang terbuka, maka harus tersedia pelindung bagi pemilih, anggota KPPS, saksi dan pengawas terhadap panas matahari dan hujan.
TPS juga sudah harus tuntas sehari sebelum pemungutan suara. “Untuk menarik pemilih datang ke TPS, KPPS bersama dengan masyarakat sekitar dapat membuat desain TPS yang lebih menarik sehingga memberikan rasa nyaman bagi para pemilih yang datang menggunakan hak pilihnya,” pungkas Nova.
Editor Hasdy Fattah