TOTABUAN.CO BOLSEL – Puluhan tenaga guru dan tenaga pendidik anak usia dini (PAUD) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) mengikuti pendidikan dan pelatihan yang berbasis penanganan stunting.
Diklat tersebut dibuka Bupati Bolsel Iskandar Kamaru didampingi Wakil Bupati Deddy Abdul Hamid bertempat di Hotel Quality Manado Rabu 31 Maret 2021.
Diklat berjenjang tingkat lanjut berbasis penanganan stunting ini, sebagai upaya pemerintah lewat tenaga pendidik untuk menekan sekaligus mencegah terjadinya stunting di Kabupaten Bolsel.
Dalam sambutannya, Iskandar menyampaikan, bahwa dalam perspektif sosial ada tiga penyakit sosial yang sangat besar dampak negatifnya yaitu kemiskinan, ketidaktahuan dan keterbelakangan peradaban.
“Untuk meningkatkan daya tahan atau imunitas sosial terhadap stunting vaksinnya adalah pendidikan. Selain sebagai vaksin sosial, pendidikan juga merupakan elevator sosial untuk meningkatkan status sosial,” ujar Iskandar.
Diklat tersebut juga dihadiri Ketua DPRD Bolsel Ariffin Olii, Asisten III Rikson Paputungan, Kadis Pendidikan Rante Hatani, serta sejumlah pimpinan SKPD. Hadir juga para narasumber dari Ditjen guru tenaga kependidikan PAUD Kemdikbud RI, BP-PAUD, serta tim daqri Universitas Indonesia.
Dengan adanya Diklat kata Iskandar, dapat meningkatkan mutu pendidik PAUD dalam menjalankan tugasnya.
Dari berbagai penelitian menunjukan, bahwa peningkatan kesadaran komitmen dan praktik pengasuhan melalui penyediaan konseling pengasuhan perubahan perilaku antar pribadi, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penurunan stunting.
Peningkatan Kapasitas Tenaga Pendidik PAUD misalnya, merupakan salah satu indikator hasil dari Investment on Nutrition and Early Years Program (INEY) yang ditetapkan oleh pemerintah dalam upaya pencegahan stunting, dengan sasaran prioritas terhadap rumah tangga yang mempunyai Ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 0 – 23 bulan atau Rumah Tangga 1.000 HPK.
Penurunan stunting, merupakan tanggungjawab dua Kementerian. Yakni Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bertanggungjawab dengan tujuan memperbaiki kualitas sistem pelatihan dan materi gizi dalam sesi pengasuhan pada kurikulum untuk Pendidik Paud; dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mengkoordinasikan dukungan penggunaan Dana Desa untuk peningkatan kompetensi Pendidik Paud di desa.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Bolsel Rante Hatani, program ini dengan prioritas melaksanakan program peningkatan kompetensi pendidik Paud yang berorientasi gizi sensitif. Selain itu melakukan pelatihan Guru Paud dan bisa didanai dari Dana Desa, dan APBD atau sumber pendanaan lain.
“Tujuan kegiatan ini adalah mensosialisasikan kebijakan pemerintah dalam percepatan pencegahan stunting melalui Paud kelas pengasuhan, berbagi praktik baik tentang peningkatan kompetensi pendidik Paud dan pelaksanaan kelas pengasuhan serta mempersiapkan desa dalam menyusun rencana kegiatan untuk peningkatan kompetensi pendidik Paud dalam pelaksanaan kelas pengasuhan,” katanya.
Diklat ini akan dilaksanakan selama enam hari yakni 30 Maret hingga 5 April mendatang. (*)