TOTABUAN.CO BOLMONG – Untuk meningkatkan produksi khususnya padi dan sekaligus memperkenalkan tentang penggunaan benih unggul bermutu, Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) memperkenalkan varietas padi terbaru, yakni Sulutan.
Varietas padi Sulutan rencananya akan dikembangkan, karena hasil penilitian, karena rata-rata hasil ubinan antara benih padi varietas Sulutan Unsrat 1 dibandingkan dengan padi varietas lain, hasilnya lebih tinggi dan tahan terhadap hama penyakit.
Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow mengatakan, Bolmong daerah penghasil beras terbesar di Provinsi Sulut. Hal ini didukung oleh potensi lahannya yang memungkinkan untuk ditanami padi terutama pada lahan sawah.
“Untuk mendukung p peningkatan produksi khususnya padi dan sekaligus memperkenalkan tentang penggunaan benih unggul bermutu, Pemerintah Kabupaten Bolmong menjalin kerjasama dalam pengenalan beberapa varietas padi terbaru,” kata Yasti.
Para petani yang ada Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan misalnya, sudah sangat menggemari varietas padi Sulutan Unsrat 1, karena batangnya tegak, alias tidak mudah rebah dan tahan terhadap hama penyakit. Varietas ini merupakan hasil litbang iptek nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dengan teknik mutasi radiasi. Varietas padi Sulutan tersebut dikenal dan digemari oleh masyarakat setempat.
Menurut Yasti, kerja sama tersebut dilaksanakan guna mensinkronkan potensi Kabupaten Bolmong selaku daerah penghasil beras terbesar di Sulawesi Utara (Sulut) dan ketersediaan lahan yang semakin hari menyusut.
Yasti mengungkapkan, dengan lahan pertanian yang semakin hari semakin menyusut, pihaknya berfikir keras untuk tetap mendapatkan produksi beras melimpah dan bibit unggul yang berkualitas.
“Saat ini Universitas Samratulangi (Unsrat), telah mengembangkan varietas padi Sulutan. Kebetulan Unsrat sudah mendapatkan bibit yang bagus, namanya Sulutan,” ungkap Bupati Yasti.
Bupati Yasti juga membeberkan, varietas padi Sulutan jika ditanam pada sawah seluas 1 hektar bisa menghasilkan delapan ton gabah.
“Jika hari ini maksimal menghasilkan lima ton gabah, sekarang menghasilkan delapan ton gabah. Ini inovasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bolmong, tentu bekerja sama dengan Unsrat,” beber Bupati Yasti.
Bupati Yasti tidak menampik, untuk melakukan penambahan luas areal lahan pertanian sekarang ini sulit dilakukan. Karena jumlah penduduk setiap hari bertambah, ketersedian lahan pasti bekurang.
“Oleh sebab itu, perlu ada intensifikasi pertanian, dengan cara mekanisasi pertanian dan kemudian juga harus mampu kita memilih bibit yang baik,” kata Yasti.
Jika upaya peningkatan lewat varietas bibit Sulutan ini terealisasi, maka akan ada penambahan produktifitas sekitar 40 persen dari produksi sebelumnya. Artinya tanpa menambah luas lahan, karena memang sudah tidak ada lahan lagi untuk menambah areal persawahan.
Bupati Yasti pun berharap, dengan adanya bibit Sulutan, Bolmong sudah ada surplus beras untuk Sulawesi Utara (Sulut) dan Gorontalo. (*)