TOTABUAN.CO BOLMONG — Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional Bolaang Mongondow (Bolmong) siap membeli beras dari para petani lokal. Pembelian beras lokal itu nantinya akan bekerjsama lewat Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) di masing-masing desa.
Hal itu dikatakan Kepala Bulog Sub Divre Bolmong Meydi Maxi Wongkar usai melakukan pertemuan dengan Kepala Bappeda Bomong Yarlis Awaludin Hatam Rabu 18 November 2020.
Bukan hanya beras petani yang ada di Kabupaten Bolmong, akan tetapi mencakup di empat daerah lainnya. Seperti Kota Kotamobagu, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Kabupaten Bolaang Mongondow Utaa (Bolmut).
“Bulog Sub Divisi Regional Bolmong siap membeli beras-beras dari petani lokal. Nantinya pembelian itu Bulog akan bekerjasama dengan Bumdes,” ujar Meydi.
Dia menambahkan, para petani tidak perlu lagi menjual berasnya ke daerah lain, cukup menjual lewat Bumdes saja. Nantinya, Bulog akan membeli lewat Bumdes.
Menurutnya program Bulog Sub Divre Bolmong ini, agar para petani tidak kesulitan menjual hasil pertanian. Selain itu juga, beras lokal dari BMR, tidak ke luar daerah dan akan kembali dinikmati oleh masyarakat itu sendiri.
Pembangunan Corn Driyer Centre (CDC) yang diperkirakan 3 hingga 7 unit Silo dengan kapasitas masing-masing silo 3.000 ton, dan rencana kerja mitra pengadaan beras melalui pola kerjasama on farm kemitraan antara perum bulog dan Pemkab terkait (Gapoktan)
“Beras dari para petani lokal tersebut akan dibeli dengan harga yang komersial, dengan kualitas beras yang bagus. Apalagi di wilayah Kabupaten Bolmong dikenal dengan lumbung beras. Bukan hanya beras, akan tetapi jagung juga siap dibeli,” ucapnya.
Menurutnya, kalau banyak petani lokal yang banyak menjual berasnya kepada Bulog, maka bisa membangkitkan perekonomian masyarakat, karena akan terjadi perputaran uang disetiap daerah-daerah.
Selain adanya perputaran uang, masyarakat juga mengkonsumsi beras dari hasil produk lokal sehingga bisa mengairahkan kembali para petani dan bisa mencapai tujuan swasembada pangan.
Dia mengatakan, saat ini gudang Bulog yang ada di Kabupaten Bolmong sedang dalam proses pengerjaan. Gudang Bulog tersebut dibangun di atas lahan seluas 13 hektar dengan dana 90 miliar yang berasal dari dana APBN.
Kepala Bappeda Bolmong Yarlis Awaludin Hatam mengatakan, program yang dilakukan Bulog Divre Bolmong ini, akan sangat memberikan efek positif terhadap para petani. Termasuk memberikan efek ekonomi di daerah.
Hadirnya gudang Bulog di Bolmong sudah sangat tepat. Karena, didukung dengan kondisi wilayah yang sangat strategis. Seperti pelabuhan, bandara, serta akan hadirnya sejumlah pabrik ke depan.
“Tentu ini program yang cukup baik. Jika terjadi kerjasama antara Bulog dengan Bumdes, akan memberikan gairah ekonomi di daerah,” ucap Yarlis.
Diketahui proses pembangunan gudang Bulog di Bolmong sedang dalam tahap pengerjaan. Pertemuan itu, sekaligus juga mengundang Bupati secara simbolis untuk melakukan peletakan batu pertama.
Sebelumnya Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow, mengaku bersyukur karena pada tahun ini, Bolmong akan memiliki gudang Bulog tepatnya di Desa Dulangon Kecamatan Lolak.
Bupati berujar, pemerintah daerah hanya menyiapkan lahan. Sedangkan untuk biaya pembangunan gudang itu, menjadi tanggung jawab Bulog.
“Jadi Pemda hanya menyiapkan lokasinya saja. Sedangkan anggaran, Bulog yang siapkan,” jelasnya.
Menurut YSM julukan Bupati Yasti Soepredjo Mokoagow, ada keuntungan tersendiri ketika hadirnya gudang Bulog. Sebab hasil petani sudah bisa dijual ke Bulog. YSM mencontohkan, petani jagung tak perlu cemas ketika selesai panen. Dimana hasil panen, Bulog siap membeli hasil panen, dengan harga pembelian pemerintah (HPP).
Menurutnya, petani akan untung jika menjual hasil panen dengan harga pemberian pemerintah.
“Kalau nanti sudah panen raya, jagung banyak di pasar. Barang banyak di masyarakat. Dengan adanya HPP itu, Bulog menjaga agar petani jangan sampai rugi,” tuturnya. (*)