TOTABUAN.CO BOLMONG – Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) jika ditinjau dari aspek geografis, memiliki potensi terjadinya bencana alam yang cukup tinggi. Terutama bencana Hidrometeorologi yaitu bencana yang dipengaruhi oleh faktor cuaca seperti bencana tanah longsor, banjir, angin puting beliung, banjir bandang, kebakaran hutan dan lahan bahkan bencana tsunami.
Meski semua bencana tidak diharapkan, namun wajib bagi kita untuk tetap siap siaga, sewaktu waktu terjadi bencana.
Hal itu dikatakan Wakil Bupati Bolmong Yanny Ronny Tuuk mewakili Bupati saat apel kesiapsiagaan dalam rangka menghadapi bencana alam yang dilaksanakan di halaman kantor bupati Kamis 5 November 2020.
Pada awal September lalu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menginstruksikan BPBD Provinsi hingga kabupaten kota, untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi potensi bahaya hidrometeorologi, salah satunya dengan melakukan koordinasi multi pihak dan lintas sektor di setiap wilayah administrasi.
Berdasarkan data dari BMKG, saat ini fenomena La Nina sedang mengancam masyarakat Indonesia di tengah Pandemi Covid 19. La Nina merupakan peristiwa terjadinya penurunan suhu permukaan laut di samudera pasifik bagian timur, yang menyebabkan peningkatan kecepatan angin. Sehingga terjadi bencana hidrometeorologi yang memicu frekuensi dan curah hujan yang jauh lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
“Pemerintah menyambut baik dan memberikan apresiasi sekaligus ucapan terima kasih. Dan kegiatan ini saya anggap sangat penting dan strategis dalam rangka kesiapan dan kewaspadaan kita semua, dalam menghadapi bencana alam di Kabupaten Bolmong,” tambah Yanny.
Apel kesiapsiagaan bencana ini, merupakan bentuk respon pemerintah daerah bersama pihak terkait, guna mengantisipasi kejadian bencana secara terpadu. Hal ini penting untuk dilakukan, karena potensi terjadinya bencana perlu mendapatkan perhatian bersama, baik itu pemerintah daerah, pihak TNI-Polri serta relawan, organisasi dan masyarakat luas. (*)