TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU — Sebagai organisasi mahasiswa tertua dan terbesar di Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sering disebut sebagai organisasi penghasil kader-kader pemimpin, pembangun umat dan bangsa.
Jika melihat alumni HMI yang tersebar di berbagai lini kehidupan negara ini, tentu menjadi hal yang wajar jika HMI selalu dikaitkan dengan sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia.
Tak bisa dipungkiri juga, kader HMI telah melahirkan banyak politisi yang tersebar di berbagai partai politik. Bahkan, sampai saat ini, HMI selalu identik dengan dunia politik, karena saking banyaknya alumni HMI yang memilih untuk terjun di dunia politik. Mulai dari tingkat daerah, provinsi, hingga nasional, sangat mudah ditemukan mereka yang pernah berproses di HMI dengan segala dinamikanya.
Namun Presidium KAHMI Sulut Taufik Pasiak berpendapat, tak selamanya kader HMI harus jadi politisi. Dia mengatakan saat ini, dunia intelektual mulai ditinggalkan. Padahal dunia intelektual adalah roh sesungguhnya bagi kader HMI yakni dengan menggunakan kecerdasannya untuk bekerja, belajar, mengagas, atau menyoal dan menjawab persoalan tentang berbagai gagasan.
“Saat ini dunia Cendekiawan mulai ditinggalkan, dan kebanyakan para kader lebih banyak terjun ke dunia politik praktis,” kata Taufik di acara bedah buku yang dirangkaikan dengan Milad KAHMI ke- 54 di warung Kopi Jarod Matali Kotamobagu Sabtu 20 September 2020.
Pangajar di Fakultas Kedokteran Unsrat ini mengatakan, kader HMI punya banyak peluang untuk bisa tampil. Salah satunya dengan menulis berdasarkan latar belakang ilmu.
“Saat ini dunia Cendekiawan mulai ditinggalkan, dan kebanyakan para kader terjun ke dunia politik. Padahal banyak ruang-ruang bagi kader HMI untuk bisa tampil,” katanya.
Dia mengaku kehadiran di tengah kesibukan sekaligus merayakan Milad ke 54 KAHMI di Kotamobagu ini, untuk mengajak sekaligus merangsang para kader HMI .untuk tumbuh kembali sebagai para intelektual khususnya di Bolaang Mongondow Raya (BMR).
“Bertepatan di Milad ke 54 KAHMI ini, saya mengajak sekaligus merangsang para kader untuk tumbuh kembali sebagai intelektual,” ucap dosen di Fakultas Kedokteran UNSRAT Manado ini.
Dia terus mendorong agar kader-kader untuk terus melahirkan gagasan lewat tulisan-tulisan katanya.
Dalam bedah buku yang berjudul Otak dan Kota Kecerdasan Biofilia dihadiri sejumlah kader dan pengurus cabang HMI di BMR. (*)