TOTABUAN.CO POLITIK – Rumor dugaan pelecehan kepada warga Bolaang Mongondow (Bolmong), terkait obrolan di WhatsApp yang diduga dilakukan CEP (Christiany Eugenia Paruntu) kini menjadi polemik. Obrolan lewat chatting yang dituduhkan ke bakal calon gubermur Sulut itu, kini beredar di media sosial.
Tidak sedikit masa simpatisan CEP itu, membantah tentang rumor tersebut. Salah satunya adalah Sehan Salim Landjar yang ikut membantah soal rumor tersebut.
Saat menghubungi wartawan ini Jumat (11/9), Sehan menuturkan, jika CEP tidak sejahat itu. Apa terlebih dengan mengeluarkan pernyataan yang menyudutkan warga Bolmong.
Menurut Sehan, dengan diputuskannya pasangan CEP-SSL maju di Pilgub Sulut, hal itu sebagai bentuk penghormatan kepada warga Bolmong lebih khususnya warga Bolaang Mongondow Raya (BMR).
“Pada prinsipnya, CEP tidak sejahat itu. Justru dengan direngkrutnya saya menjadi pasangan di Pilgub, itu menandakan CEP menghargai warga BMR dan figur Muslim meski dalam politik tidak harus menggunakan identitas,” kata Sehan Jumat 11 September 2020.
Baca Juga: Beredar Obrolan WhatsApp CEP, Diduga Hina Warga Bolmong
Pilihan CEP berpasangan dengan Sehan Landjar karena dinilai Sehan mewakili etnik Mongondow dan Gorontalo serta salah satu figur representatif figur Muslim. Dan itulah penghargaan CEP.
“Jadi menurut saya, obrolan yang beredar itu sangat bohong atai Hoax. Karena yang namanya Christiany Eugenia Paruntu, kalau ngobrol di WhatsApp itu dengan orang sepenting apapun, tidak lebih hanya dua kalimat. Yakni yes dan no,” beber Sehan.
Sehan mengaku sudah lama mengenal CEP sehingga tahu persis, tentang cara dalam mengemas satu kalimat terlebih lewat WhatsApp. Menurut Sehan, CEP tidak mau panjang-panjang dalam menulis kalimat lewat obrolan di WhatsApp.
“Bisa jadi, ada oknum yang sengaja membuat akun dan memasang foto profil sama seperti CEP dan mencoba mengeluarkan pernyataan yang merugikan,” tambahnya.
Dilain sisi lanjut Sehan, ketika CEP telah mengambil figur dari BMR untuk bertarung di Pilgub Sulut, justru masih ada orang BMR yang pesimis. Sehan menegaskan, sejak 2017 lalu, CEP sudah merencanakan untuk maju bertarung di Pilkada Sulut dan sudah merencanakan akan berpasangan dengan figur BMR.
“Dan itu sudah dipikirkan sejak lama,” sambung Ketua DPW PAN Sulut ini.
Menurut Sehan, ada yang merasa panik dengan kehadiran pasangan CEP-SSL yang maju bertarung di Pilgub Sulut 2020 ini. Sehingga lanjutnya, ini bukan lagi sekedar untuk menjatuhkan, tetapi ini bentuk ketakutan dari mereka.
“Tanpa mereka sadar bahwa mereka itu panik. Padahal tidak perlu panik kemudian membuat hal-hal yang sebenarnya fitnah,” singgungnya.
Sehan mengaku, maju di Pilgub Sulut, karena lama menunggu kehadiran figur dari BMR, namun ternyata tidak ada. Dan itu dilakukan CEP, karena salah satu bentuk penghargaan bagi warga BMR.
“Nah, CEP yang melakukan itu karena dia menilai figur BMR, figur Muslim layak mendampinginya di kontesti Pilgub Sulut. Seharusnya ini disyukuri masyarakat Bolmong,” kata Sehan.
Saat ini tim CEP-SSL sedang membuat tim untuk mengusut siapa dalang di balik akun WhatsApp tersebut. Hal ini dilakukan untuk membuktikan bahwa CEP tidak sejahat itu.
Diberitakan sebelumny chatting WhatsApp yang diduga Christiany Eugenia Paruntu (CEP) beredar di media sosial.
Dalam isi chatting WhatsApp itu diduga melibatkan Ketua DPD I Golkar Sulut yang akan maju di Pilgub Sulut.
Dalam isi obrolan lewat WhatsApp tersebut, CEP melontarkan pernyataan yang dinilai menghina warga Bolmong saat menjawab pertanyaan salah satu warga.
“Aduh makasih so batanya pa ibu seperti ini, melki ibu cuma mo seinga dari dulu ibu pe pembantu di rumah itu orang orang sanger dorang ibu percaya skali jadi ibu so nda ambe orang sanger ba papan dua pa ibu karena ibu yakin orang sanger bisa di percaya beda dengan orang bolmong dorang gampang torang bekeng bodok pokonya ngoni tenang melki doakan ibu menang orang sanger pasti ibu perhatikan ne Tuhan berkati happy sunday salam sama keluarga”
Pernyataan itu viral di media sosial meski masih sebatas duga-duga soal keterlibatan sang Bupati Kabupaten Minahasa Selatan dua periode itu dan menuai protes dari berbagai kalangan.(*)