TOTABUAN.CO BOLSEL – Bencana banjir bandang dan tanah longsor sejak Jumat (31/7) terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur seluruh wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel). Tingginya insensitas hujan menyebabkan beberapa sungai besar meluap.
Berdasarkan kaji cepat Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bolsel, beberapa sungai yang meluap tersebut meliputi Sungai Bolangaso, Sungai Toluaya, Sungai Salongo, Sungai Nunuka, Sungai Mongolidia, Sungai Milangodaa dan beberapa sungai lainnya.
Peristiwa itu, menyebabkan beberapa desa terisolir karena lima jembatan putus. Pemkab Bolsel dalam penyaluran bantuan, terpaksa menggunakan jalur laut.
“Iya, kita terpaksa gunakan kapal untuk mengangkut bantuan karena satu jembatan putus,” ujar Bupati Bolsel Iskandar Kamaru.
Menurut Iskandar, hujan masih sering terjadi sebagaimana hal itu juga telah diprakirakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait curah hujan tinggi di wilayah Sulawesi Utara, Gorontalo dan wilayah lain di bagian utara Indonesia.
Bukan hanya merusak jembatan, banjir juga merusakan sarana dan prasarana milik warga. Ada 29 unit rumah hanyut, 64 unit rumah rusak berat, 5 unit jembatan rusak berat dan 5 ruas jalan rusak. Hal itu sekaligus menyebabkan tiga kecamatan seperti Kecamatan Helumo, Kecamatan Tomini dan Kecamatan Posigadan terisolir. Berdasarkan data yang ada, kurang lebih 22.655 jiwa terdampak banjir bandang Bolsel. Bahkan satu warga dilaporkan meninggal dunia.
Adapun keseluruhan warga yang terdampak tersebut terbagi di tujuh wilayah kecamatan meliputi Kecamatan Bolaang Uki ada 2.978 KK/9.715 jiwa, Kecamatan Helumo ada 225 KK/861 jiwa, Kecamatan Tomini ada 62 KK/250 jiwa, Kecamatan Posigadan ada 154 KK/636 jiwa. Kemudian di Kecamatan Pinolosian ada 1749 KK/5980 jiwa, Kecamatan Pinolosian Tengah ada 925 KK/1.729 jiwa dan Kecamatan Pinolosian Timur ada sebanyak 953 KK/3.494 jiwa. (**)