TOTABUAN.CO BOLMONG – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) terus meminta ke pihak Pertamina, agar stok elpiji ukuran 3 kilogram untuk ditambah ke wilayah kecamatan Dumoga Bersatu yang terdampak banjir.
Pasca putusnya jembatan Kosio yang ada di Kecamatan Dumoga Tengah, jalur transportasi utama, lumpuh total dan menyulitkan kendaraan yang membawa bahan kebutuhan pokok seperti gas dan bahan bakar minyak (BBM).
Menurut Kadis Perindag Bolmong Toni Toligaga, saat ini permintaan penambahan stok, sudah disetujui.
“Iya, untuk stok elpiji berukuran 3 kilogram, sudah kita minta tambah dan sudah disetujui,” ujar Kadis Perindag Bolmong Toni Toligaga ketika dikonfirmasi Senin 27 Juli 2020.
Banjir yang melanda di tiga Kecamatan di Dumoga Bersatu itu, para oknum penjual memanfaatkan situasi dengan menaikan harga. Padahal kata Toni, gas elpiji ukuran 3 kilogram itu, merupakan hak warga miskin. Permintaan penambahan stok elpiji, diprioritaskan ke wilayah yang terdampak banjir di luar dari kuota reguler yang ada.
Penambangan stok yang diutamakan adalah melayani dulu di wilayah yang terdampak.
“Stok rata-rata perminggu dua kali suplay ke pangkalalan. Itu rata 80 tabung per pangkalan. Sehingga dengan permintaan penambahan, setiap pangkalan ada 160 tabung gas,” jelasnya.
Saat ini alternatif bahan bakar kayu sangat susah karena kondisi banjir.
Selain gas elpiji,Toni mengaku juga sudah meminta penambahan stok Bahan Bakar Minyak (BBM) ke SPBU. Toni mengaku sudah meminta agar pihak Pertamina wilayah tiga SulutGo untuk menambah suplai BBM.
“Kita minta 16 ribu kilo liter lagi (BBM) untuk suplay ke SPBU Kosio dan sudah diiyakan,” ucapnya. (*)