TOTABUAN.CO BOLTIM – Kongres PAN ke V yang dilaksanakan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, kembali dipercayakan kepada Zulkifli Hasan untuk periode 2020-2025.
Meski terjadi aksi kericuhan antar pendukung calon, namun Bang Zul sapaan akrabnya, kembali memegang mandat untuk memimpin partai berlambang matahari putih lima tahun ke depan.
Ketua DPW PAN Sulut Sehan Landjar mengatakn, sejak awal telah menyatakan sikap dukungannya kepada Bang Zul.
Namun yang mengagetkan, ketika mengetahui Sekretaris DPW PAN Sulut Ayub Albugis justru berada di kubu Mulfahry.
Dia mengatakan, kongres itu merupakan pengambilan keputusan tertinggi terutama pemilihan Ketua Umum. Pemilihan ketua umum ini berlaku kepada semua partai.
Menurutnya, PAN Sulut sejak dua bulan sebelum konggres telah melakukan rakerja wilayah (Rakerwil) yang dihadiri 14 DPD minus DPD Minahasa Tenggara (Mitra). Rakerwil itu bertujuan untuk menyatukan sikap politik dalam penentuan Ketua Umum Periode 2020-2025.
“Hasil di Rakerwil,PAN Sulut komit mendukung Zulkifli Hasan. Dukungan dari semua DPD serta DPW disertai surat pernyataan yang ditandatangani ketua dan sekretraris DPD. Begitu juga di tingkat DPW,” ujarnya.
Namun di tengah perjalanan, ada beberapa Ketua PDD diantaranya DPD Boltim, Sitaro, Talaud, Tomohon, Minahasa, dan Kota Kotamobagu, serta Sekertaris wilayah lari dari komitmen dan membelot mendukung Mulfahri Harahap.
“Ini yang saya kaget. Karena tindakan ini adalah pelanggaran terhadap apa yang telah diputuskan lewat Rakerwil PAN Sulut,” ungkapnya.
Sehan berjanji akan ambil tindakan. Sebagai Ketua DPW PAN Sulut akan mengevaluasi atas tindakan kader yang tidak komitmen.
“Ini melanggar komitmen dan tentu akan memberikan sanksi sesuai ketentuan partai atas pelanggaran yang dilakukan. Dan ini dikategorikan sebagai pembangkangan terhadap keputusan bersama,” tegas Sehan.
Dia menegaskan, Partai membutuhkan kader-kader yang senantiasa menjunjung tinggi terhadap semua ketentuan Partai dan kesepakatan yang dibuat atas nama Partai. Mengingat pimpinan partai adalah panutan baik oleh kader dan masyarakat.
“Pimpinan partai harus mampu menunjukkan integritas dan tidak boleh plin plan dalam mengambil keputusan. Setelah selesai penyusunan struktur DPP yang baru, maka semua akan segera disikapi,” tandasnya. (*)