TOTABUAN.CO HUKRIM – Pasca peristiwa pengrusakan Musala Al Hidayah yang dilakukan sekelompok orang di Peruma Agape Desa Tumaluntung Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa Utara (Minut), polisi langsung bergerak untuk melakukan penyelidikan.
Dar hasil penyelidikan, tiga orang ditetapkan sebagai tersangka. Ketiga tersangka itu sempat diamankan pascakejadian perusakan tersebut.
“Untuk tiga orang yang diproses oleh Polda Sulut telah ditetapkan tersangka mulai hari ini,” jelas Kepala Humas Polda Sulut, Komisaris Besar Jules Abraham Abast Jumat (31/1/ 2020) seperti dilansir republika.co.id.
Ketiga tersangka tersebut berinisial Y, NS, dan HK. Ketiganya memiliki peran yang berbeda.
“Y berperan sebagai provokator sehingga terjadi kasus perusakan tempat ibadah tersebut. Sedangkan yang dua lagi itu turut serta dan membantu melakukan,” bebernya.
Atas peristiwa itu, ketiganya diduga melanggar pasal 170 KUHP subsider 406 KUHP Jo Pasal 55 dan 56 KUHP. Mereka kini mendekan di ruang tahanan Polda Sulut.
Sebelumnya, ia mengatakan polisi sepakat perusakan mushala di Perumahan Griya Agape, Desa Tumaluntung itu, merupakan tindak pidana dan harus diproses secara hukum. Ia menegaskan, akan ada tersangka lain atas kasus tersebut.
“Tidak menutup kemungkinan akan bertambah tersangka lain. Satu orang sudah kami amankan sebagai provokator dengan inisial Y,” sambungnya.
Dia mengatakan, dari hasil pemeriksaan tersangka mengaku melakukan perusakan karena pembangunan mushala belum mendapatkan izin dari Pemda sehingga terjadi penolakan.
Menurut tersangka lanjutnya, bangunan tersebut tadinya merupakan balai pertemuan warga dan dijadikan sebagai mushala. Namun, ia belum bisa memastikan lebih lanjut siapa yang membangun mushala tersebut.
Jules menjelaskan sudah melakukan pertemuan antarwarga, Bupati Minut, Pemprov Sulut, tokoh agama dan sebagainya. Hasil kesepakatan pertemuan tersebut adalah surat izin pendirian tempat ibadah akan diurus secara resmi yang berjenjang melengkapi persyaratan yang ada. Jika persyaratan sudah dilengkapi, Bupati Minut akan mengizinkan. (*)
Sumber: republika.co.id