TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU—Peredaraan kupon judi toto gelap (Togel) di Kotamobagu dan sebagian di Bolaang Mongondow Raya (BMR) tampaknya makin marajalela. Kepolisian Resor (Polres) Bolaang Mongondow (Bolmong) yang seharusnya menjadi ujung tombak dalam pemberantasan penyakit masyarakat (pekat) ini, malah terkesan tak berdaya.
Dari penelusuran yang dilakukan, di mana tiga Bandar itu yakni IM alias Iw yang beralamat di Kampung Sampana, Kelurahan Kotamobagu Kecamatan Kotamobagu Barat. Kemudian inisial CL alias Ci Li, seorang bandar perempuan yang disebut-sebut berasal dari Gorontalo namun kini tinggal di Kelurahan Gogagoman, Kecamatan Kotamobagu Barat. Satu lagi berinisial YB alias Yn. Bandar satu ini terbilang sudah cukup lama menjalankan bisnis haram. Yn juga diketahui sudah beberapa kali terjaring operasi kepolisian, namun konon tidak pernah sampai menjalani hukuman di balik jeruji besi.
Tiga Bandar ini terbilang besar. Sebab tercium aroma tidak sedap jika ada royalty yang masuk ke kantong oknum anggota Polisi. Sebab, hingga saat ini, tindakan dari aparat dari kepolisian terkait pemberantasan judi Togel terkesan “biasa-biasa” saja.
Salah satu faktor sehingga tiga jenis togel ini laris di pasaran, tidak lepas dari mekanisme pengumuman yang berlaku. Di mana, jam pengumumannya berbeda satu sama lain.
“Ini tentu sangat memprihatinkan, karena peredaran togel seperti sulit diberantas. Padahal, ini adalah salah satu bentuk penyakit masyarakat yang paling dilarang di mana-mana, tapi seperti sulit diberantas,” kata Ketua KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) Kotamobagu, Fahry Damopolii.
Sedangkan Ketua LITPKRI (Lembaga Investigasi Tindak Pidana Korupsi Republik Indonesia) Cabang Bolmong Raya, Yakin Paputungan mengecam akan lemahnya tindakan oleh pihak kepolisian, lebih khusus Polres Bolmong. Ia bahkan mencium adanya dugaan kongkalikong alias kerjasama, antara oknum petugas dengan bandar togel.
“Dari investigasi yang kami lakukan, tercium indikasi adanya dugaan kerjasama antara dua pihak. Ada oknum polisi bocorkan informasi bila akan ada operasi, sehingga bandar segera tiarap. Nah karena tidak tertangkap tangan, sehingga si bandar akhirnya bisa berleha-leha lagi,” tuturnya. (Has)