TOTABUAN.CO— Presiden Joko Widodo memutuskan menolak proposal China dan Jepang terkait proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sepanjang 150 Km. Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dengan kecepatan 350 Km/jam dipastikan tak diteruskan.
“Sebenarnya kita teatp berbicara mengenai Jakarta-Bandung. Tapi yang kereta cepatnya tidak diteruskan. Ya yang Akan diproses lebih lanjut adalah kereta cepat dan menegah,” kata Menko Perekonomian Darmin Nasution usai menggelar rapat di Kementerian Koordinator PMK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (4/9/2015).
Darmin mengatakan untuk Jakarta-Bandung yang akan dikembangkan oleh pemerintah adalah kereta dengan kecepatan menengah atau 200-250 km/jam, bukan kereta cepat 350 km/jam. Alasannya dengan 5-8 stasiun sepanjang 150 km, maka kereta cepat Jakarta-Bandung tak akan mencapai kecepatan maksimal 350 km/jam.
Saat ini, pemerintah menunggu pengajuan proposal baru soal kereta kecepatan medium 200-250 km/jam, termasuk membuka kesempatan lagi kepada Jepang dan China untuk mengajukan penawarannya.
“Dengan ini rancangan yang jelas menurut yang kita mau seperti apa. Termasuk pengembangan wilayahnya,” ujarnya.
Darmin menambahkan untuk proyek kereta kecepatanmenengah ini atau bukan kereta cepat, pemerintah membuka kepada calon penawar selain Jepang maupun China.
“Apakah yang lain Ada atau tidak, tapi yang 2 pasti ada,” katanya.
Sebelumnya Presiden Jokowi memutuskan menolak kereta cepat karena dinilai masih banyak kekurangan seperti masih menggunakan APBN dan terlalu banyak stasiun yang akan dibangun di sepanjang jalur 150 km. Sehingga kereta cepat sulit mencapai kecepatan maksimumnya.
Perbandingan kereta cepat dengan kereta kecepatan menengah, waktu tempuhnya hanya selisih sekitar 11 menit. Selain itu, dana yang dapat dihemat mencapai 30-40% bila membangun kereta berkecepatan menengah daripada kereta cepat.
Sumber: detik.com