TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU—Melemahnya rupiah terhadap dolar, bukan hanya dirasakan para pengusaha besar akan tetapi ikut dirasakan pengusaha kecil. Di Kotamobagu misalnya para pengusaha tahu mulai mengeluh karena produksi tahu mereka menurun karena harga kedelai naik.
Seperti halnya yang dialami Vony Bejo pengusaha tahu di kelurahan Mogolaing Kecamatan Kotamobagu Barat. Dia mengaku produksi tahu sejak beberapa pekan terkahir menurun. Sebab harga kedelai naik dari Rp360 perkarung, naik menjadi Rp 385 perkarung.
Kenaikan harga kedelai berdampak pada produksi tahu hingga 40 persen. Vonny menjelaskan, biasanya produksi tahu sebanyak 10 ribu tahu, namun seiring naik harga kacang kedelai, Vonny hanya mampu memproduksi 6 ribu tahu.
Untuk menyiasati agar tidak mengalami kerugian, Vony tidak mengurangi ukuran tahu yang dijual kepelanggan. Vony hanya menaika harga satuan.
“Jadi tinggal disiasati saja. Sebab ini hanya menjaga agar pelanggan tidak kecewa. Harganya kita naikan,” kata Vony.
Sepinya pembeli juga menjadi salah satu alasan turunnya produksi tahu. Sehingga beberapa karyawan terpaksa dirumahkan.
“Terpaksa karyawan kita kurangi. Biasanya kami memproduksi tahu sebanyak 50-enam puluh papan kini turun menjadi 30 papan saja ,” tambahnya.
Untuk memproduksi tahu, Vony lebih memilih mengunakan kedelai impor. Sebab, tahunya bisa bertahan hingga beberapa hari kedepan.Sementara kalau mengunakan kacang kedelai lokal cepat membusuk. Dia kuatir jika hal ini terus terjadi, diperkirakan pengusaha tahu di Kota Kotamobagu akan gulung tikar. (Has)