TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU—Wali Kota Kotamobagu Tatong Bara mengaku rindu dengan adat istiadar daerah Mongondow. Dia mengaku di HUT Kotamobagu ke 8 yang dilaksanakan Sabtu (23/5) rindu agar Budaya Mongondow tetap terjaga dan tak bisa terkikis dengan peradaban globalisasi.
Hal itu dia katakan usai mengikuti upacara peringatan HUT yang dilaksanakan di Lapangan Boki Hotinimbang.
“Saya rindu dengan adat dan budaya Mongondow yang saya lihat mulai terkikis. Bahasa daerah saja banyak anak-anak kita yang sudah tidak tahu lagi. Makanya saya sudah anjurkan ke dinas untuk muatan lokal (Mulok) untuk bahasa daerah wajib untuk terapkan disetiap sekolah,” kata Wali Kota dengan khas baju daerah.
Mantan Nanu Bolmong ini mengatakan, di mana saat ini penggunaan baju adat banyak yang salah. Terbukti sebelum upacara, baju adat yang digunakan sejumlah pejabat banyak yang salah.
“Tadi saja sebelum upacara, beberapa pejabat yang pakai baju adat banyak yang salah. Makanya upacara tadi terlambat karena masih memperbaiki soal penggunaan baju adat,” katanya.
Dia mengaku, meski posisi sebagai top eksekutif di Kotamobagu, namun kalau bertemu dengan orang Mongondow tak segan-segan untuk menggunakan bahasa. “Di rumah saja, saya kalau bicara gunakan bahasa Mongondow. Begitu juga kalau berada di luar daerah. Kalau bertemu dengan orang Mongondow tak sungkan berbahasa. Kenapa kita harus menjadi minder untuk berdialog dengan bahas daerah,” tambahnya.
Mantan Nanu Bolmong yang pernah menyerahkan baju adat ke Ibu Tien Suhato ini menambahkan, putra-putri Kotamobagu yang terpilih yang tidak tahu bahasa Monogondow tentu patut dipertanyakan. (Has)