TOTABUAN.CO KOTAMBAGU—Kinerja wali kota dan wakil wali kota Kotamobagu Tatong Bara dan Jainudin Damopolii terus disoroti. Sudah setahun memimpin, belum ada hasil yang telihat. Bahkan, kegiatan di luar daerah dengan menggunakan surat perintah perjalan dinas (SPPD) patut dipertanyakan karena tidak ada hasil yang dibawa ke Kotamobagu.
Ketua lembaga swadaya masyarakat (LSM) Balangket Dolfie Paat menegaskan, selaku warga patut mempertanyakan soal agenda wali kota yang setiap minggu ke Jakarta. Tidak sedikit dana yang terserap hanya untuk memenuhi kebutuhan keluar daerah, tapi justru tidak membawa hasil.
“Kalau diperhatikan, wali kota hanya terlihat di kantor di hari senin saja. Selasa hadiri acara, Rabunya sudah di Jakarta. Selaku masyarakat, pasti ingin tahu keberhasilan apa yang didapat selama satu tahun ini. Tidak sedikit uang SPPD yang harus disediakan kalau setiap minggu berada di luar daerah,” kata Dolfie.
Padahal lanjut Dolfie, harusnya diakhir tahun seperti ini, wali kota lebih banyak berada di daerah guna untuk mematangkan program kerja untuk tahun anggaran berikutnya. “ Saya kuatir untuk program kerja kedepan. Ini lantaran wali kota setiap minggu terbang ke luar daerah tanpa diketahui apa tujuan dan kegiatan yang diikuti,” tambah Dolfie.
“Dana intensif desa (DID) saja Kotamoabagu gagal menerima. Saya pesimis kalau tahun depan Kotamobagu akan menerima dana itu,” pungkasnya.(Has)