TOTABUAN.CO — Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan dimulai dalam hitungan hari. Tetapi, perguruan tinggi Indonesia belum siap bersaing di tingkat Asia.
Hal ini disampaikan Ketua Umum Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Asosiasi BP PTSI), Thomas Suyatno, dalam Seminar Pendidikan bertema Strategi Penyehatan Perguruan Tinggi “Sakit” Menghadapi MEA 2015, hari ini. Menurut Thomas, untuk bisa bersaing dengan kampus lain di Asia, perguruan tinggi di Indonesia harus membangun kualitas.
“Membangun kualitas berkelanjutan dengan mengimplementasikan sistem penjaminan mutu internal dan eksternal di pendidikan tinggi,” ujar Thomas, di Hotel Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (8/12/2014).
Thomas melanjutkan, perguruan tinggi di Indonesia juga harus menciptakan suasana akademik di kampus, dan mengimplementasikan kerangka kualitas nasional Indonesia (KKNI) secara konsisten. KKNI sendiri tercantum dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 8 Tahun 2012 dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 73 Tahun 2013 tentang Penerapan KKNI bidang Pendidikan Tinggi.
Implementasi dua peraturan tersebut, kata Thomas, sangat diperlukan karena KKNI bidang pendidikan tinggi merupakan kerangka penjenjangan kualifikasi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan capaian pembelajaran dari jalur pendidikan nonformal, pendidikan formal, dan pengalaman kerja ke dalam jenis dan jenjang pendidikan tinggi.
“Kemudian, melaksanakan dengan konsisten dan konsekuen prinsip-prinsip sebagaimana diatur di dalam Permendikbud RI Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT),” ungkapnya.
sumber : okezone.com