TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU—Pasca ditemukan kasus flu burung yang terjadi di Desa Kopandakan Satu Kecamatan Kotamobagu Selatan pekan lalu, kini kasus ayam mati mendadak mulai terjadi dibeberapa desa dan kelurahan di Kotamobagu. Di mana puluhan ayam serta itik milik beberapa keluarga yang ada di Desa Pontodon Kecamatan Kotamobagu Utara mati mendadak.
Seperti yang diutarakan Sonya Pasambuna warga Pondotodon. Ia mengatakan, lima ekor ayam milikinya mati mendadak. Padahal terlihat dalam kondisi sehat. “Sementara berjalan, tapi tiba-tiba langsung mati,” tuturnya.
Kejadian tersebut kata Ibu dua anak ini, terjadi sejak Kamis pekan lalu. Di mana puluhan ayam milik tetangganya juga mati secara mendadak. “Padahal tidak sakit,” imbuhnya.
Bukan hanya terjadi pada ayam, tapi itik juga begitu. Sementara berjalan, lantas langsung mati,” tambahnya.
Kasus ayam mati mendadak yang terjadi di Pontodon diperkirakan sudah mencapai hampir 40 ekor. Warga saat kejadian, langsung membakar bangkai ayam dan itik dan langsung dikubur.
Beberapa hari terakhir ini di Keluarahan Mogolaing juga terjadi hal serupa. Di mana 15 ekor ayam milik Hamza Kastur mati mendadak. Sedangkan di Kelurahan Matali enam ekor ayam mati sedangkan di Kelurahan Biga juga terjadi demikian.
Data di Dinas Peternakan Kotamobagu, di mana kasus ayam mati mendadak di Kotamobagu sudah mencapai 200 ekor. Jumlah tersebut tersebar di empat kecamatan.
DR drh dari Balai Besar Veteriner Maros Muflihana saat mengambil sample dibeberapa titik di Kotamobagu mengatakan, hasil tes cepat (repeat test) mengatakan, jika hasil sample yang dilakukan positif flu burung tipe A.
“Hasil test cepat yang dilakukan menunjukan kasus yang terjadi pada ayam di Kotamobagu yakni avian influenza tipe A,” kata Muflihana saat mengambil sample di Kelurahan Mongkonai Kamis (13/10/2016).
Muflihana menambahkan, jika flu burung ada tingkatan tipenya. Namun untuk sub tipe yang ada di Kotamobagu belum diketahui pasti karena masih akan diuji di laboratorium. Untuk tipe flu burung terdiri dari H5N1 dan H5N4. Namun yang ada di Kotamobagu belum diketahui pasti sub tipe karena masih harus lewat uji laboratorium.
Untuk saat ini warg diminta waspada dengan cara menghindari bahan yang telah terkontaminasi kotoran maupun secret unggas, kata Muflihana. Selain itu tindakan pencegahan hindari kontak dengan bahan yang berasal dari kotoran atau secret unggas. Selain itu untuk mencegah terjadinya penularan virus flu burung (avian influenza), maka harus dilakukan penimbunan, penanaman atau pembakaran kotoran unggas (tinja) serta bahan – bahan yang berasal dari saluran cerna unggas. Selain itu kandang harus dibersihkan atau dicuci menggunakan desinfektan.
Segera melakukan vaksinasi virus flu manusia agar terhindar dari infeksi gabungan (virus flu manusia dan flu burung). Karena, bukan tidak mungkin akan munculnya strain virus baru yaitu penularan dari manusia ke manusia, ujarnya. (Mg2)