TOTABUAN.CO — Jelang Hari Nyepi, umat Hindu di Bali melakukan upacara penyucian atau pembersihan terhadap sejumlah Pratima (patung, ali-ali dan topeng) yang disucikan di Pura setempat. Rangkaian upacara ini disebut Pemelastian atau disingkat Melasti dan mekiiis.
“Soal harinya, masing-masing desa adat berbeda-beda pelaksanaannya. Umumnya dilakukan kemarin, hari ini dan juga ada yang melaksanakan besok dua hari sebelum Nyepi. Hanya khusus di Kabupaten Buleleng ada satu kecamatan yang justru melaksanakannya setelah Nyepi. Tergantung adatnya saja,” Ungkap Wayan Mendra, Bendesa Adat Tuban, Rabu (18/3) di Kuta Bali.
Seperti yang terjadi di Lingkungan Pesalakan Tuban, mulai pukul 14.00 Wita warga adat sudah berkumpul di Banjar mengantarkan Pelawatan berupa tapel (topeng) Rangda yang di sucikan.
“Masing-masing banjar kumpul di Pura Desa. Setelah melakukan persembahyangan, secara beriringan bersamaan seluruhnya ke Pantai untuk melakukan pesucian,” imbuh Mendra.
Dipertegas Mendra, bahwa rangkaian upacara pemelastian ini dimaksudkan sebagai bentuk permohonan agar dalam pelaksanaan Nyepi, umat diberikan ketenangan dalam menjalankan puasa selama 24 jam (tanpa aktivitas).
“Melasti ini tujuannya untuk pembersihan alam Agung, agar Nyepi nanti kita diberikan kekuatan batin dalam menjalankan Brata penyepian. Untuk pembersihan alam bhuana Alit, sehari sebelum Nyepi digelar Pengerupukan atau pecaruan yang dihiasi tradisi ogoh-ogoh,” jelas Mendra.
sumber : merdeka.com