TOTABUAN.CO BOLMONG — Puluhan warga korban patahan tanah di Desa Poyuyanan Kecamatan Passi Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) hingga kini masih bertahan di tenda lokasi pengungsian. Warga memilih bertahan di tenda darurat yang dibangun oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bolmong, sejak Minggu (11/1/2015) lalu.
Sarini Mamonto misalnya. Ibu paroh baya ini mengaku masih trauma kembali ke rumah. Selain trauma, kondis rumah yang mereka tempati saat terjadi patahan tanah sudah retak. “Terpaksa rumah kami sudah dibongkar untuk mengambil sisa bahan bangunan yang masih bisa digunakan,” kata Sarini.
Alasan rumah mereka dibongkar kata lanjut Sarini, yakni, karena berencana akan pindah. Namun, mereka masih binggung akan pindah kemana. Belum ada kejelasan dari pemerintah daerah tentang nasib mereka.
“Bupati dan wakil bupati saja belum pernah berkunjung. Kami bingung apakah kami akan selama disini atau seperti apa. Lokasi untuk pindah saja belum jelas,” tambah Sarini.
Herson Muhammad, suamsi Sarini menambahkan, rumah milik mereka baru dibangun setahun yang lalu. Untuk membangun rumah permanen dengan dua kamar itu, menghabiskan sekitar Rp 50 juta lebih.
Kepala BPBD Bolmong Chenny Wayong mengaku masih akan melihat apakah pemerintah daerah bisa memberikan bantuan lahan kepada warga korban bencana. “Pasti pemerintah akan memikirkannya,” ujarnya.
Namun, dikatakannya, jika mengambil contoh dari peristiwa bencana alam di Desa Mengkang, pemerintah tidak memberikan lahan tetapi hanya memberikan bantuan bahan bangunan untuk membangun rumah mereka. “Jadi di Mengkang masyarakat yang menyediakan lahan.Sementara pemerintah yang membantu membangun rumah mereka,”tandasnya. (Has)