TOTABUAN.CO — Sebanyak 200 imigran gelap atau yang biasa disebut manusia perahu telah mendiami sebuah pulau tak berpenghuni di Tanjung Batu, Derawan, Kalimantan Timur. Ratusan orang itu diketahui berasal dari Malaysia dan Filipina yang tengah melakukan kegiatan ilegal fishing di perairan Indonesia.
Menteri Koordinator bidang Maritim Indroyono Soesilo menegaskan, kondisi ini berbahaya. Sebab, ini menjadi cikal bakal pulau Indonesia yang nantinya bakal diklaim negara lain.
Dari pengalaman, ketika kondisi ini diproses di pengadilan Mahkamah Internasional di Den Haag, orang-orang yang mendiami pulau itu bakal ditanyakan negara yang lebih peduli terhadap mereka.
“Seperti yang sudah pernah terjadi. Nanti hakim di Den Haag bakal tanya, selama ini yang rawat mereka siapa, lalu dijawab Malaysia. Ya sudah pulau itu menjadi milik Malaysia,” tegas Indroyono di Kantor Kementerian dan Kelautan Perikanan (KKP), Jakarta Pusat, Jumat (21/11).
Padahal, bermukimnya manusia perahu tersebut lantaran kegiatan mereka sehari-hari melakukan ilegal fishing di perairan Indonesia. Sebuah kapal besar menunggu mereka untuk menampung hasil tangkapan ikan ilegal. Hal itu diungkapkan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
“Pengepulnya kapal besar. Modusnya juga ada kapal besar yg menunggu di perbatasan, menunggu hasil tangkapan mereka,” tegas Susi.
“Itu yang menunggu hasil tangkapan mereka kapal-kapal yang 300 GT. Pakai bendera Hongkong. Ambil hasil tangkapan, lalu ekspor tidak terdata. Tinggal kita yang merugi,” ungkapnya.
Meski nantinya ditangkap, warga ilegal itu bisa bebas melenggang ke negara asalnya setelah mencuri ikan di laut Indonesia. Itu karena hukum di dalam negeri yang lemah. “Dari dulu itu hukumannya cuma dipulangin,” tuturnya.
Para manusia perahu itu, kata Susi, tidak bisa dikategorikan sebagai nelayan kecil.
“Kalau dibilang itu nelayan kecil, nelayan kita (Indonesia) lebih kecil. Nelayan indonesia rata-rata kapal cuma 5 GT. Sedangkan mereka bisa 10-15 GT. Jadi tidak bisa dibilang nelayan kecil,” tegasnya.
“Kalau mau dibilang nelayan kecil, dibandingkan dengan apa dulu. Kalau dengan nelayan di negara mereka ia memang kecil. Tapi kalau dibanding dengan nelayan kita, itu bukan nelayan kecil,” tambah Susi.
Manusia perahu itu tak hanya mendiami pulau tak berpenghuni yang ada di wilayah hukum Indonesia. Mereka juga mendominasi sebuah pulau pesisir laut Indonesia.
“Nah, kalau di satu pulau, pendatang lebih banyak dari penduduk asli, maka lama-lama penduduk asli bakal hilang,” tandasnya.
sumber : merdeka.com